Cool Social Media Sharing Touch Me Widget by Blogger Widgets


Peringatan Hari Bumi, Menuju Kota Hijau

Hari ini – tepat tanggal 22 April 2014, lebih dari 175 negara memperingati Hari Bumi (Earth Day). Hari Bumi yang pencanangannya dilakukan oleh seorang pengajar lingkungan hidup sekaligus seorang senator dari Amerika Serikat – Gaylord Nelson pada tahun 1970, dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap Planet Bumi yang ditinggali oleh manusia. Pada tahun ini, thema yang diangkat dalam peringatan hari bumi adalah green cities atau kota hijau. Dengan peringatan ini, kota-kota di dunia diharapkan lebih ramah terhadap lingkungan, lebih hijau dan dapat mengurangi Emis Gas Rumah Kaca.

Kota yang lebih ramah terhadap lingkungan ditunjukan oleh oleh perilaku penduduk yang tinggal di dalamnya. Seperti telah menjadi pengetahuan umum, bahwa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan sumberdaya alam, berupa tanah, air, udara dan sumberdaya alam lainnya. Namun demikian, sumberdaya alam yang kita perlukan mempunyai keterbatasan di dalam banyak hal, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Oleh sebab itu diperlukan kesadaran penduduk kota, karena antara lingkungan dan manusia saling mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Manusia tidak dapat hidup tanpa udara dan air, sebaliknya aktivitas manusia juga mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia.

Kota yang lebih hijau, juga ditunjukan dengan keberadaan ruang terbuka hijau dengan pepohonan yang sejuk sejuk. Keberadaan ruang terbuka hijau ini menjadi penting mengingat penambahan penduduk membuat kota mengalami gejala ketidakseimbangan ekologis. Untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk, keberadaan ruang terbuka hijau dengan pepohonan yang sejuk dirasakan penting bagi penduduk kota. Pepohonan adalah media penyerap gas karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran hidrokarbon dan penghasil oksigen sebagai sumber pernapasan manusia. Pepohonan juga memiliki fungsi sebagai media penyerap, penyaring, dan penyimpan air yang datang di kala hujan. Fungsi ini sekaligus juga sebagai pencegah terjadinya banjir. Ketersediaan dan kebersihan air pun sangat dipengaruhi oleh jumlah pepohonan di sekitarnya. Besarnya manfaat pepohonan dalam menjaga keseimbangan lingkungan serta dengan melihat fakta bahwa jumlah pepohonan yang masih sedikit jika dibandingkan dengan laju penambahan penduduk kota, maka keberadaan pepohonan perlu mendapat perhatian bersama.

Kota hijau, juga perlu diwujudkan melalui perubahan perilaku penduduk kota dalam menurunkan pemanasan global, yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan polapresipitasi (hujan, salju, dll). Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global diantaranya konsumsi energi bahan bakar fosil, dan kerusakan hutan (deforestasi dan degradasi hutan).

Semoga perubahan prilaku positif warga kota dalam meningkatkan kualitas lingkungan dapat berkontribusi dalam upaya penyelamatan bumi. Selamat hari bumi …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright 2014 © Komunitas Blogger Sulawesi Tengah │